Pidato Pengukuhan Guru Besar IST AKPRIND

Pidato Pengukuhan Guru Besar IST AKPRIND

Energi angin merupakan energi yang berkelanjutan karena senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif panjang sehingga tidak perlu khawatir akan kehabisan sumbernya. SKEA mempunyai keuntungan sebagai energi alternative yang bisa menggantikan bahan bakar fosil dan merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dan bebas polusi serta tidak menghasilkan gas rumah kaca dan tidak menghasilkan limbah beracun.

Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Ir. Sudarsono, MT.  pada pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Lingkungan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta yang berjudul ‘Pemanfaatan Material Komposit Serat Alam untuk Mendukung Pengembangan Energi Terbarukan Sebagai Solusi Mengurangi Efek Gas Rumah Kaca’ pada Kamis (31/10/2019).

Lebih lanjut dikatakan, energi baru terbarukan merupakan bagian yang sangat penting dalam pencapaian target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) secara nasional dan global dalam penurunan emisi GRK, “Yaitu pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke sektor produktif, penggunaan sumber energi terbarukan hingga 23 persen pada tahun 2025, dan pengolahan sampah menjadi sumber energi,” ujarnya.

Peluang dan tantangan besar guna mencapai target bauran energi primer pada tahun 2025, kata dia, adalah pencapaian target kapasitas terpasang energi terbarukan sebesar 45 GW.

Dengan demikian, diperlukan riset dan pemikiran yang berkelanjutan dalam pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan, khususnya kemanfaatan serat alam lokal Indonesia guna mendukung mitigasi gas rumah kaca serta program Industri rendah karbon.

Pemanfaatan serat alam lokal Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan antara lain adalah komposit serat rami dengan core kayu sengon laut yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan sudu kincir angin.

“Dari kajian yang telah dilakukan, komposit yang dibuat memiliki kekuatan dan kekakuan yang tinggi, densitas rendah, tahan korosi, kekuatan lelah yang tinggi dan mudah dibentuk,” kata dia.

Sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan komposit tersebut memiliki keunggulan sehingga cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan sudu kincir angin, khususnya untuk pemasangan di pesisir pantai. Hal tersebut menjadi salah satu upaya dalam mitigasi gas rumah kaca berupa pembangunan pembangkit listrik rendah karbon dengan sistem konversi energi baru terbarukan.

Sementara itu, Rektor IST AKPRIND Yogyakarta Dr. Ir. Amir Hamzah, MT. mengatakan  Prof Sudarsono merupakan Guru Besar pertama yang lahir dari IST AKPRIND.

“Hari ini terbayar sudah perjuangan panjang (Prof Sudarsono) selama 32 tahun menjadi dosen, jerih payah meneliti, menulis, publikasi, dan berbagai karya yang jadi persayaratan disandangnya gelar Guru Besar.  Semoga dengan diterimanya jabatan Guru Besar ini kontribusi dan keteladanan bagi kemajuan IST AKPRIND semakin nyata,”

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Open chat
Hubungi kami via WhatsApp